SAAT DOKTER MAKAN MALAM DENGAN PASIEN
“Berfilsafat Dengan Anekdot”
Efendi
Simbolon
Opening
Statement:
“Setiap
orang berbicara tentang cuaca, tetapi tak seorang pun yang bisa berbuat
terhadapnya”
-Carlton Clymer Rodee, dkk-
Mungkin
malam itu menjadi malam yang sangat mengharukan bagi Don. Tepat pukul 00:20 Wib
Don merasa gelisah saat sakit gigi itu menjalar hingga ke ubun-ubunnya. Balik ke
kanan balik ke kiri terus dilakukan ditempat tidur dengan ditemani bantal
guling yang empuk, cara itu dilakukan untuk meredam sakit yang dialaminya. Pada
saatnya Don merasa tidak kuat untuk menahan sakit yang dialaminya, dan bergegas
menuju rumah sakit terdekat meminta dokter memeriksa masalah pada giginya. Datanglah
seorang Dokter dengan paras yang cantik dan menawan menghampiri Don, “kenapa
dengan gigi anda pak?” tanya Dokter sambil tersenyum kepada Don “ini Dok ngak
tahu kenapa gigi saya tiba-tiba sakit” jawab Don. “oh kalau begitu bapak saya
suntik ya, biar giginya ngak sakit lagi”, “iya Dok, suntik aja”. Segera Dokter
meminta seorang suster untuk menyuntik Don, “bapak disuntik dulu ya, tarik
nafas dan buang perlahan-lahan, sudah pak sudah selesai”. Makasih ya suster. Suster,
saya mau naya dokter yang tadi itu siapa ya namanya? “Oh itu Dokter Sesil pak, dia
masih gadis ya sus? Heheheeh, Iya pak. Oh iya Sus makasih ya, iya mari pak”.
Setelah
itu Don pergi menuju loket administrasi untuk mengambil obat dan membayar
seluruh biaya pengobatannya, tak disangka bertemu dengan Dokter sesil. Gimana pak
sudah mendingan? Seru Dokter. Sudah Dok udah sembuh kok, iya nanti obatnya
dimakan ya pak biar giginya ngak sakit lagi, iya Dok. Don pun bergegas pergi
meninggalkan rumah sakit.
Ternyata
diam-diam ketika dirumah sakit Don mencari tahu nomor Dokter Sesil, dan hari
berikutnya Don mengirimkan pesan kepada Dokter Sesil “hai Dok masih kenal ngak
sama saya, siapa ya? Ini Dok saya Don yang waktu itu pernah dokter periksa saya
saat sakit Gigi, oh....iya.iya pak kenal. Ada apa pak? Enggak Dok cumin pengen
nyapa ajah, oh gimana keadaanya pak sekarang? Sudah Dok sudah sembuh kok,
berkat saran dari Dokter waktu itu, ah bapak bisa ajah, itu sudah menjadi
kewajiban kami pak sebagai Dokter untuk menyarankan kepada setiap pasien.
Singkat
cerita, hingga akhirnya Don berencana mengajak makan malam Dokter Sesil. “Dok,
saya boleh nanya sesuatu ngak”, “iya pak nanya apa”. “Dok kalau berkenan,
bersediakah dokter makan malam sama saya”... Makan malam pun terjadi.
Penutup
Don
tidak pernah menyangka pada malam itu tiba-tiba giginya mengalami kesakitan
yang luar biasa, hingga akhirnya dia pergi ke rumah sakit dan bertemu dokter
cantik hingga berlanjut dalam Makan malam yang penuh dengan keromantisan. Cerita
ini tidak berbanding terbalik saat jutaan masyarakat mengkritik pemerintahan,
saat malam yang panjang, menuntut pemerintah
menurunkan harga sembako, demo dijalanan, hukum harus ditegakan, dan masih
banyak lagi. Saat hal itu direalisasikan kepada satu aktor utama, apakah masih
bersuara lantang, atau mengajak makan malam bersama?