efendisimbolon.blogspot.com

Senin, 09 Januari 2017

SAAT DOKTER MAKAN MALAM DENGAN PASIEN “Berfilsafat Dengan Anekdot” Efendi Simbolon



SAAT DOKTER  MAKAN MALAM DENGAN  PASIEN
“Berfilsafat Dengan Anekdot”
Efendi Simbolon


Opening Statement:
“Setiap orang berbicara tentang cuaca, tetapi tak seorang pun yang bisa berbuat terhadapnya”
-Carlton Clymer Rodee, dkk-

Mungkin malam itu menjadi malam yang sangat mengharukan bagi Don. Tepat pukul 00:20 Wib Don merasa gelisah saat sakit gigi itu menjalar hingga ke ubun-ubunnya. Balik ke kanan balik ke kiri terus dilakukan ditempat tidur dengan ditemani bantal guling yang empuk, cara itu dilakukan untuk meredam sakit yang dialaminya. Pada saatnya Don merasa tidak kuat untuk menahan sakit yang dialaminya, dan bergegas menuju rumah sakit terdekat meminta dokter memeriksa masalah pada giginya. Datanglah seorang Dokter dengan paras yang cantik dan menawan menghampiri Don, “kenapa dengan gigi anda pak?” tanya Dokter sambil tersenyum kepada Don “ini Dok ngak tahu kenapa gigi saya tiba-tiba sakit” jawab Don. “oh kalau begitu bapak saya suntik ya, biar giginya ngak sakit lagi”, “iya Dok, suntik aja”. Segera Dokter meminta seorang suster untuk menyuntik Don, “bapak disuntik dulu ya, tarik nafas dan buang perlahan-lahan, sudah pak sudah selesai”. Makasih ya suster. Suster, saya mau naya dokter yang tadi itu siapa ya namanya? “Oh itu Dokter Sesil pak, dia masih gadis ya sus? Heheheeh, Iya pak. Oh iya Sus makasih ya, iya mari pak”.
Setelah itu Don pergi menuju loket administrasi untuk mengambil obat dan membayar seluruh biaya pengobatannya, tak disangka bertemu dengan Dokter sesil. Gimana pak sudah mendingan? Seru Dokter. Sudah Dok udah sembuh kok, iya nanti obatnya dimakan ya pak biar giginya ngak sakit lagi, iya Dok. Don pun bergegas pergi meninggalkan rumah sakit.
Ternyata diam-diam ketika dirumah sakit Don mencari tahu nomor Dokter Sesil, dan hari berikutnya Don mengirimkan pesan kepada Dokter Sesil “hai Dok masih kenal ngak sama saya, siapa ya? Ini Dok saya Don yang waktu itu pernah dokter periksa saya saat sakit Gigi, oh....iya.iya pak kenal. Ada apa pak? Enggak Dok cumin pengen nyapa ajah, oh gimana keadaanya pak sekarang? Sudah Dok sudah sembuh kok, berkat saran dari Dokter waktu itu, ah bapak bisa ajah, itu sudah menjadi kewajiban kami pak sebagai Dokter untuk menyarankan kepada setiap pasien.
Singkat cerita, hingga akhirnya Don berencana mengajak makan malam Dokter Sesil. “Dok, saya boleh nanya sesuatu ngak”, “iya pak nanya apa”. “Dok kalau berkenan, bersediakah dokter makan malam sama saya”... Makan malam pun terjadi.

Penutup
Don tidak pernah menyangka pada malam itu tiba-tiba giginya mengalami kesakitan yang luar biasa, hingga akhirnya dia pergi ke rumah sakit dan bertemu dokter cantik hingga berlanjut dalam Makan malam yang penuh dengan keromantisan. Cerita ini tidak berbanding terbalik saat jutaan masyarakat mengkritik pemerintahan, saat malam yang panjang, menuntut  pemerintah menurunkan harga sembako, demo dijalanan, hukum harus ditegakan, dan masih banyak lagi. Saat hal itu direalisasikan kepada satu aktor utama, apakah masih bersuara lantang, atau mengajak  makan malam bersama? 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar