efendisimbolon.blogspot.com

Sabtu, 15 Juli 2017

INI BUKAN NODA

INI BUKAN NODA
Terjelma kini seuntai kata lewat hembusan nafas keangkuhan.
Tersudut pilu menjadi malu dihadapan para penyejuk kalbu.
Barangkali ada getaran itu tak sampai ke hati ini.
Tergambar wajah anggun yang penuh keringat ketakutan.
Sudah lama aku hidup tak satupun mengerti ada api dibalik pertikaian.
Aku menjadi katak kecil di teras rumah.
Sarapan pagi membawa angin segar inilah waktunya bernilai.
Namun burung ikut membisu dihamparan sawah penuh padi terkelupas.
Hingga guru mengajari aku lewat kapur berdebu.
Salahkah aku berjalan didepan pintu depan pintu mata tertuju.
Suara kesantunan tidak menjadikan aku bergeming.
Air mata tak bisa mengalir deras melihat anak kecil menjadi pengemis.
Karena dihadang para penyejuk kalbu itu.
Saat aku sadar oleh rambut yang mulai memutih.
Inilah ciptaan Tuhan amat terpuji.
- Puisi untuk lomba Sastra dan Seni FIB UGM 2017-

Rabu, 05 Juli 2017

KALIJODO : SUDAH GRATIS MALAH SOMBONG



                        
                                KALIJODO : SUDAH GRATIS MALAH SOMBONG

Kalijodo adalah sebuah area di sekitar jalan kepanduan II, kelurahan penjagalan kecamatan penjaringan Jakarta Utara, di sepanjang bantaran timur Banjir kanal. Daerah ini terkenal sebagai sarang hiburan malam dan prostitusi untuk kelas bawah. Serta menjadi sasaran penertiban pada masa pemerintahan Gubernur Basuki Tjahja Purnama. Pada tanggal 29 februari 2016, penduduk kalijodo direlokasi dengan melibatkan 5000 personel POLRI, 2500 personel Satpol PP dan 400 personel TNI. Peneritiban berlangsung secara lancar, walaupun ada yang pro dan kontra terhadap penertiban tersbut, alhasil penduduk yang memiliki KTP DKI bersedia dipindahkan ke rusunawa Marunda dan Pulogebang atau dipulangkan ke daerah asal. Setelah Kalijodo ditertibkan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama atau Ahok membangun kembali kawasan Kalijodo bekerja sama dengan pengembang swasta untuk mengerjakan beberapa proyek di Kalijodo adalah pembangunan Ruang Publik Terpadu Ramah Anak  (RPTA) dan Ruang Terbuka Hijau (RTH).
Kalijodo kini telah berubah yang semula menjadi tempat hiburan malam dan prostitusi kini menjadi Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTA) dan Ruang Terbuka Hijau (RTH), Kalijodo disulap menjadi tempat bermain anak-anak, permainan seperti Plosotan, ayunan, enjotan, dan beberapa fasilitas permainan anak-anak dapat kita temukan di Kalijodo. Ada hal yang menarik di Kalijodo, untuk memasuki kawasan tersebut tidak dipungut biaya seperti tempat rekreasi lazimnya. Untuk masuk ke Kalijodo hanya dikenakan biaya parkir untuk motor sebesar dua ribu rupiah dan mobil lima ribu rupiah. Di Kalijodo juga disediakan tempat pendukung lainnya seperti, halaman istrahat untuk bersantai makan dan minum, tempat menyusui bagi ibu-ibu yang ingin menyusui anaknya dan fasilitas membeli minuman di mesin otomatis. Kalijodo sangatlah bermanfaat bagi keluarga untuk mengajak anak-anaknya bermain.Dibalik kemenarikan itu semua, ternyata di Kalijodo juga terdapat hal yang tragis dan memperhatikan, tragis yang dimaksud bukanlah tempat itu tidak aman namun tragis melihat para pengunjung tidak dapat merawat fasilitas gratis yang diberikan. Sampah yang berserakan, para orang tua yang ikut memainkan permainan anak-anak tidak tercemin sebagai sikap yang sadar akan mencintai lingkungan. Setiap menit para petugas Kalijodo memperingatkan agar tidak membuang sampah sembarangan, jangan merokok,dan memainkan permainan anak-anak akan tetapi sepertinya orang tua malah acuh tak acuh. Lantas apa yang salah terhadap Kalijodo, tidak ada yang salah melainkan kita harus sama-sama sadar betul akan menjaga dan merawat lingkungan terdekat kita apalagi lingkungan itu membawa kebahgiaan terhadap hidup kita. Membangun Kalijodo bukanlah perkara yang mudah, penertiban menguras banyak waktu dan tenaga. Namun dengan fasilitas yang serba gratis mengiring kita untuk bersikap ceroboh dan sombong akan ketidakpeduliaan kita terhadap lingkungan.
Referensi :
Wikipedia.org