INI BUKAN NODA
Terjelma kini seuntai kata lewat hembusan nafas keangkuhan.
Tersudut pilu menjadi malu dihadapan para penyejuk kalbu.
Barangkali ada getaran itu tak sampai ke hati ini.
Tergambar wajah anggun yang penuh keringat ketakutan.
Sudah lama aku hidup tak satupun mengerti ada api dibalik pertikaian.
Aku menjadi katak kecil di teras rumah.
Sarapan pagi membawa angin segar inilah waktunya bernilai.
Namun burung ikut membisu dihamparan sawah penuh padi terkelupas.
Hingga guru mengajari aku lewat kapur berdebu.
Salahkah aku berjalan didepan pintu depan pintu mata tertuju.
Suara kesantunan tidak menjadikan aku bergeming.
Air mata tak bisa mengalir deras melihat anak kecil menjadi pengemis.
Karena dihadang para penyejuk kalbu itu.
Saat aku sadar oleh rambut yang mulai memutih.
Inilah ciptaan Tuhan amat terpuji.
- Puisi untuk lomba Sastra dan Seni FIB UGM 2017-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar