GUBERNUR PALING SEXY
(Merenung kembali siapa ahok ?)
Oleh : Efendi
Simbolon
Opening Statement
Kepala sekolah yang sangat efektif
memahami adanya komunitas para pemimpin. Ketika anggota staf, orang tua, serta
murid merupakan bagian dari suatu komunitas para pemimpin, maka setiap orang
menerima tanggung jawab untuk belajar, mengetahui alasan di balik apa yang
sedang mereka lakukan, dan memiliki komitmen terhadap misi sekolah. -Elani McEwan-
Pendahuluan
Pilkada
DKI-Jakarta tahun 2017 adalah isu sentral yang sedang hangat diperbincangkan
oleh semua kalangan masyarakat. Tukang bubur, tukang becak, tukang bangunan,
tukang cukur hingga kaum-kaum intelektual pun terangsang untuk menceritakan kontes
demokrasi ini.
Senyatanya demokrasi sudah dimulai
ketika masing-masing kandidat telah mendaftarkan dirinya untuk maju dalam
Pilkada tersebut. Salah satu kandidat yang kembali mencalonkan diri adalah Basuki
Tjahja Purnama atau Ahok (panggilan) dari garis petahana. Ahok mencalonkan diri
kembali dilatarbelakangi oleh beberapa faktor yaitu, faktor kekuasaan, faktor
keprihatinan, dan faktor kepedulian.
Ahok
mencalonkan diri semula dari jalur “Independen” merubah pikirannya menggunakan
Partai politik sebagai kendaraannya. Hal ini disebabkan oleh syarat
administrasi jalur Independen yang begitu sulit. Langkah yang diambil Ahok
tersebut, berdampak kepada pecahnya suatu Relawan “Teman Ahok”, sebagian
menyatakan bahwa Ahok mempermainkan kerja keras, ada juga yang menyatakan Ahok
tidak konsisten dengan Pernyataan yang dibuatnya bahwa akan mencalonkan diri
dari jalur Independen, dan masih ada dukungan terhadap Ahok walaupun memilih
mencaolonkan melalui jalur Independent.
Pencalonan
Ahok untuk maju kembali ke Pilkada
DKI-Jakarta, tidaklah mulus adanya. Segala upaya/ cara dilakukan oleh
pesaing-pesaing Ahok, bukan sekedar kandidat lainnya namun masyarakat yang
kerap tersinggung dengan gaya tepramen sang Gubernur ini. “Taik”, Bodoh, dan
Gila adalah kata-kata yang ringan untuk diucapkan untuk para pegawai yang
melanggar aturan, hingga berujung pemecatan. Kata-kata kasar tersebut, dianggap
tidak lumrah untuk diucapkan, seharusnya Ahok dapat mengucapkan dengan
kata-kata yang menenangkan hati. Agama dan Cina pun menjadi salah satu alasan
yang kuat, agar Ahok tidak ikut lagi mencalonkan diri menjadi Gubernur Ibukota Jakarta.
Berangkat dari masalah diatas, siapa
sebenarnya Ahok dan apa yang membuat Ahok mencalonkan diri kembali sebagai
Gubernur DKI- Jakarta.
Selayang
Pandang
Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok
lahir di Manggar, Belitung Timur, 29 Juni 1966 adalah
Gubernur DKI Jakarta yang
menjabat sejak 19 November 2014.
Pada 14 November 2014, ia diumumkan secara resmi menjadi Gubernur DKI Jakarta
pengganti Joko Widodo, melalui rapat paripurna
istimewa di Gedung DPRD DKI Jakarta. Ahok
resmi dilantik sebagai Gubernur DKI Jakarta oleh Presiden Joko Widodo pada 19 November 2014 di Istana Negara, setelah sebelumnya menjabat sebagai Pelaksana
Tugas Gubernur sejak 16 Oktober hingga 19 November 2014. Ahok merupakan warga negara Indonesia dari
etnis Tionghoa dan pemeluk agama Kristen Protestan pertama yang menjadi Gubernur DKI Jakarta.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta pernah dijabat oleh pemeluk agama Kristen Katolik, Henk Ngantung (Gubernur DKI Jakarta periode 1964-1965). Basuki
pernah menjabat sebagai Wakil Gubernur DKI dari 2012-2014
mendampingi Joko Widodo sebagai Gubernur. Sebelumnya
Basuki merupakan anggota Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat
periode 2009-2014 dari Partai Golkar namun mengundurkan diri pada
2012
setelah mencalonkan diri sebagai wakil gubernur DKI Jakarta untuk Pemilukada 2012.
Dia pernah pula menjabat sebagai Bupati Belitung Timur periode 2005-2006.
Ia merupakan etnis Tionghoa pertama yang menjadi Bupati Kabupaten Belitung Timur.
Pada tahun 2012, ia mencalonkan diri sebagai wakil
gubernur DKI berpasangan dengan Joko Widodo, wali kota Solo.
Basuki juga merupakan kakak kandung dari Basuri Tjahaja Purnama, Bupati Kabupaten Belitung Timur (Beltim) periode 2010-2015.
Dalam pemilihan gubernur Jakarta 2012, mereka memenangkan pemilu dengan
presentase 53,82% suara. Pasangan ini dicalonkan oleh Partai Demokrasi
Indonesia Perjuangan (PDI-P) dan Partai Gerakan Indonesia Raya
(Gerindra). Pada 10 September 2014,
Basuki memutuskan keluar dari Gerindra karena perbedaan pendapat pada RUU
Pilkada. Partai Gerindra mendukung RUU Pilkada sedangkan Basuki dan beberapa
kepala daerah lain memilih untuk menolak RUU Pilkada karena terkesan
"membunuh" demokrasi di Indonesia.
Pada tanggal 1 Juni 2014, karena Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengambil cuti panjang untuk menjadi calon
presiden dalam Pemilihan umum
Presiden Indonesia 2014, Basuki Tjahaja Purnama resmi menjadi Pelaksana
Tugas Gubernur DKI Jakarta. Setelah terpilih pada Pilpres 2014, tanggal 16
Oktober 2014 Joko Widodo resmi mengundurkan diri
sebagai Gubernur DKI Jakarta. Secara otomatis, Basuki menjadi Pelaksana Tugas Gubernur DKI Jakarta. Basuki
melanjutkan jabatannya sebagai Pelaksana Tugas Gubernur DKI Jakarta tanpa
dukungan partai (independen) hingga pun
dirinya dilantik sebagai Gubernur DKI pada 19 November 2014. (sumber : Wikipedia.org)
Kembali Maju dalam Pilkada DKI-Jakarta Tahun
2017
Berbagai kontroversi yang dilakukan oleh Ahok, lahan
rumah sakit sumber waras, penertiban kalijodo, tanah abang, kampong aquarium,
kasus proyek dermaga, pelarangan pemotongan hewan kurban, sengketa APBD 2015,
dan sampai kasus surat Al maidah 51 di sentuh olehnya. Dibalik kotroversi
tersebut, tidak meyurutkan langkahnya untuk kembali maju dalam pilkada
DKI-Jakarta Tahun 2017 yang akan datang.
Program kerja yang handal, menjadi senjata utama untuk
kembali maju mencalonkan diri, namun hal ini bertolak belakang dengan keadaan
yang sedemikian rupa. Karena sebagian masyarakat sudah muak dengan ucapan kasar
yang kerap kali disampaikan oleh Ahok. Alih-alih
mengatakan “Mati keuntungan bagi saya” untuk menyakinkan bahwa Ahok tidaklah
takut sedikitpun dengan apa yang telah diucapkan dan dilakukannya.
Program kerja yang belum kelar,
banjir masih melanda, kemiskinan masih marak, dan kemacetan, menjadikan Ahok
untuk kembali mencalonkan diri maju dalam Pilkada DKI-Jakarta Tahun 2017.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar